Di tengah persaingan ketat dunia kerja dan tuntutan masyarakat terhadap kualitas penegak hukum, mahasiswa hukum dan politik tidak bisa lagi hanya mengandalkan nilai akademis. Mereka membutuhkan arena praktis untuk mengasah keahlian yang relevan. Di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum dan Politik (STIHP) Pelopor Bangsa, arena krusial itu diwujudkan oleh organisasi mahasiswa paling dinamis: Himpunan Mahasiswa (HIMA) STIHP Pelopor Bangsa.
HIMA ini telah bertransformasi menjadi laboratorium hukum dan politik mini yang fokus pada pengembangan dua keahlian vital: Keahlian Legislasi (Legal Drafting) dan kemampuan Debat Mahasiswa yang tajam. Kontribusi mereka bukan sekadar mengisi kegiatan kampus, tetapi secara fundamental, ikut serta mencetak lulusan yang siap menjadi pelopor bangsa sejati, tangguh di parlemen, dan unggul di pengadilan.
Pilar Pertama: Menguasai Keahlian Legislasi (Legal Drafting) – Seni Merancang Hukum yang Kuat
Keahlian legislasi (legal drafting) adalah keterampilan inti bagi setiap sarjana hukum dan politik. Di Indonesia, seringkali produk hukum yang dihasilkan mengalami kelemahan karena minimnya kemampuan merumuskan dan menyusun naskah akademis yang kokoh. HIMA STIHP Pelopor Bangsa menjawab tantangan ini melalui serangkaian program terstruktur.
1. Workshop dan Pelatihan Naskah Akademik
Program unggulan yang rutin diselenggarakan adalah Pelatihan Legal Drafting Intensif. Program ini tidak hanya mengajarkan tata bahasa hukum yang baku, tetapi juga filosofi di balik pembentukan peraturan perundang-undangan.
- Fokus pada Naskah Akademik: Mahasiswa dibimbing menyusun Naskah Akademik (NA) yang menjadi fondasi sebuah RUU. Mereka belajar melakukan riset mendalam, analisis sosiologis, dan perbandingan hukum, memastikan bahwa setiap usulan undang-undang memiliki landasan ilmiah dan sesuai kebutuhan masyarakat.
- Simulasi Pembentukan Peraturan Daerah (Perda): Untuk memberikan pengalaman nyata, HIMA sering bekerja sama dengan dosen untuk mengadakan simulasi pembentukan Perda. Mahasiswa berposisi sebagai tim ahli yang menyusun draft, berinteraksi dengan pemangku kepentingan, dan menghadapi dinamika politik lokal.
2. Pembentukan Kelompok Studi Legislasi (KSL)
HIMA STIHP Pelopor Bangsa mendirikan Kelompok Studi Legislasi (KSL) sebagai wadah permanen untuk mengkaji isu-isu hukum terkini dan menerjemahkannya ke dalam usulan regulasi. KSL ini berperan:
- Pembaruan Kurikulum Praktis: Mengisi celah antara teori di kelas dan praktik pembentukan hukum di lapangan.
- Pendampingan Dosen: Anggota KSL mendapatkan pendampingan khusus dari dosen yang memiliki keahlian di bidang hukum tata negara dan perancangan undang-undang, memastikan kualitas produk legislasi yang mereka hasilkan.
Pilar Kedua: Mengembangkan Keahlian Debat Mahasiswa – Retorika, Logika, dan Berpikir Kritis
Jika legal drafting adalah keterampilan menulis hukum, maka debat adalah keterampilan berbicara hukum. Keahlian ini membentuk mental seorang sarjana hukum untuk berpikir cepat, berargumen logis, dan mempertahankan keyakinannya di bawah tekanan.
1. Kompetisi Debat Internal (STIHP Law Debate League)
HIMA secara berkala menggelar kompetisi debat internal, yang berfungsi sebagai medan tempur intelektual bagi mahasiswa. Kompetisi ini berfokus pada:
- Isu Hukum dan Politik Kontemporer: Mosi debat yang diangkat selalu relevan dengan isu-isu hangat nasional, seperti revisi UU ITE, wacana ambang batas pemilihan presiden, atau isu judicial review di Mahkamah Konstitusi.
- Format Debat Berstandar Nasional: Menggunakan format-format debat yang diakui secara nasional (Asian Parliamentary atau British Parliamentary), melatih mahasiswa untuk terbiasa dengan struktur argumentasi, sanggahan (rebuttal), dan interupsi yang efektif.
2. Pelatihan Public Speaking dan Retorika Hukum
Debat bukan hanya soal argumen, tetapi juga retorika dan penguasaan panggung. HIMA mengadakan sesi khusus untuk mengasah:
- Public Speaking Berkarakter: Melatih mahasiswa untuk menyampaikan argumen dengan bahasa tubuh yang meyakinkan, intonasi yang tepat, dan diksi hukum yang presisi.
- Ketajaman Critical Thinking: Dalam debat, mahasiswa harus mampu menganalisis mosi dari berbagai sudut pandang—pro dan kontra—sekaligus memprediksi argumen lawan. Ini adalah latihan krusial dalam berpikir kritis yang sangat diperlukan dalam praktik hukum, mulai dari menyusun gugatan hingga proses interogasi.
Kontribusi HIMA STIHP Pelopor Bangsa: Mencetak Lawyer dan Legislator Masa Depan
Aktivitas HIMA STIHP Pelopor Bangsa ini memberikan dampak langsung yang jauh melampaui capaian akademik semata.
1. Peningkatan Soft Skill Hukum yang Esensial
Dua keahlian ini—legislasi dan debat—adalah komponen utama dari Soft Skill Hukum yang dicari oleh firma hukum, kantor notaris, lembaga bantuan hukum, hingga instansi pemerintah:
Keterampilan yang Diasah di HIMA | Relevansi dalam Karier Hukum |
Logika dan Argumentasi (Debat) | Menyusun argumen di Pengadilan, Negosiasi Klien. |
Ketepatan Diksi Hukum (Legislasi) | Merancang kontrak, Perjanjian Kerjasama, Surat Kuasa. |
Riset Mendalam (Legislasi & Debat) | Melakukan due diligence dan penelusuran kasus. |
Public Speaking (Debat) | Presentasi kasus, Lobbying di parlemen atau perusahaan. |
Export to Sheets
2. Jembatan Menuju Kompetisi Nasional
Mahasiswa yang ditempa di HIMA STIHP Pelopor Bangsa terbukti lebih siap untuk mewakili kampus di berbagai kompetisi nasional, baik Lomba Debat Hukum maupun Kompetisi Legal Drafting antar perguruan tinggi. Partisipasi ini tidak hanya membawa nama baik kampus, tetapi juga membuka akses jejaring profesional bagi mahasiswa.
3. Menciptakan Budaya Kampus yang Kritis dan Progresif
Kehadiran HIMA dengan fokus pada isu-isu substantif ini menumbuhkan budaya kampus yang kritis dan progresif. Mahasiswa terbiasa berdiskusi dengan landasan ilmiah dan data, bukan sekadar opini, sehingga menghasilkan iklim akademik yang matang dan berintegritas.
Penutup: Dari Kampus Menuju Kancah Nasional
Kisah sukses HIMA STIHP Pelopor Bangsa dalam mendorong Keahlian Legislasi dan Debat Mahasiswa adalah contoh nyata bahwa organisasi kemahasiswaan memiliki peran vital dalam melengkapi pendidikan formal. Mereka tidak sekadar menunggu kurikulum kampus berubah, melainkan bertindak sebagai pelopor perubahan dengan menyediakan ruang praktik yang autentik.
Lulusan STIHP Pelopor Bangsa yang telah melewati tempaan di HIMA ini diharapkan tidak hanya menjadi sarjana, tetapi menjadi pemimpin hukum dan politik yang mampu merumuskan kebijakan yang adil (legal drafting) dan berani memperjuangkan kebenaran melalui argumen yang kuat (debat). Inilah janji STIHP Pelopor Bangsa: mencetak generasi yang siap menjadi arsitek masa depan hukum di Indonesia.
Apakah Anda siap mengasah keahlian legislasi dan debat Anda di laboratorium hukum HIMA STIHP Pelopor Bangsa?
Leave a Reply